Tuesday 8 January 2019

Tugas Metafisika Kerohanian (Tarekat versi sunnah😁)

Assalamu'alaikum warohmatulloh wabarokatuh, kami dari kelompok 2 akan mempresentasikan dalil-dalil tentang tarekat dalam alquran dan alhadist.

Adapun kelompok kami terdiri dari 
1. Marisa Choiriyah 1724210326
2. Andani Putri 1724210299
3. Nurlita Yunikasari 1724210298
4. Muhammad Yusuf 1724210208
5. Nuzul F. Koto 1724210336
6. Andreas 1724210361

Sebelum kami menyampaikan presentasi, kami memohon untuk Bapak memahami keterbatasan kami soal ilmu agama. Kami hanya menyampaikan pengetahuan kami yang sangat terbatas dari Quran dan hadist.
Al-Isra' 17:36
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا 
*Dan janganlah kamu mengikuti / mengatakan (apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.*
Dan kami tidak berani menjawab pertanyaan atas pendapat pribadi kami atas apa yang menyangkut Quran dan hadist.
Kami juga memohon koreksi apabila yang kami sampaikan keliru.
Adapun perbedaan sudut pandang dengan yang kami sampaikan, Bapak Minun sebagai Dosen mungkin bisa meluruskan.


Tarikat berasal dari kata toriq yang artinya adalah "jalan", dalam bahasa arab, toriq mempunyai sinonim, yakni: siroth, sabil, dan minhaj, yang artinya adalah "jalan".
NAMUN KATA THORIQ ATAU TAREKAT YANG DIMAKSUD BUKANLAH AGAMA HASIL ADAPTASI DENGAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA YANG SEBELUMNYA PERNAH ADA DI INDONESIA.
KATA THORIQ ATAU TAREKAT YANG DIMAKSUD JUGA BUKANLAH AGAMA YANG DISESUAIKAN DENGAN TRADISI.


وَحَدَّثَنَاهُ حَامِدُ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا عَاصِمٌ، قَالَ قُلْتُ لأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَحَرَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْمَدِينَةَ قَالَ نَعَمْ مَا بَيْنَ كَذَا إِلَى كَذَا فَمَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا - قَالَ - ثُمَّ قَالَ لِي هَذِهِ شَدِيدَةٌ ‏

‏ مَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَرْفًا وَلاَ عَدْلاً ‏"

‏ ‏‏ قَالَ فَقَالَ ابْنُ أَنَسٍ أَوْ آوَى مُحْدِثًا
HR. Muslim 1366:
Barang siapa yang memperbaharui suatu pembaharuan dalam agama, maka berat baginya laknatnya Allah, dan laknat para malaikatNya, dan laknatnya seluruh manusia. Allah tidak akan menerima amalannya di hari qiamat, baik itu amalan wajibnya, ataupun amalan sunnahnya.

Kata thoriq atau jalan yang dimaksud disini adalah thoriqil mustaqim atau shirothol mustaqim yakni jalan yang lurus sebagaimana yang diterangkan dalam surat al-fatihah ayat 7:
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ 
*Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, (yaitu melalui petunjuk dan hidayah Allah). Bukan jalannya orang-orang yang dimurkai, Dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat.*


Juga dijelaskan dalam surat ali imron ayat:51
إِنَّ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُۗ هَٰذَا صِرَٰطٌ مُّسْتَقِيمٌ 
*Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kamu sekalian, maka sembahlah Dia! Ini (tauhid) yang aku perintahkan kepada kalian (adalah jalan yang lurus).*
Kalimat ini mengandung arti bahwa jalan atau thoriq yang sesuai Quran hadist harus dilandasi dengan tauhid dan tidak ada unsur mempersekutukan Allah di dalamnya.


Ini juga berarti bahwa thoriqil mustaqim atau jalan yang benar hanya dilewati oleh orang-orang yang diberi hidayah atau petunjuk oleh Allah untuk beriman kepada Allah dengan meng-esa-kan-Nya dan tidak melakukan perbuatan yang zalim. Sebagaimana dijelaskan dalam surat annisa' ayat 168-169
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَظَلَمُوا۟ لَمْ يَكُنِ ٱللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا 
*Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan berlaku zalim kepada nabi-Nya maka Allah tidak akan mengampuni mereka dan tidak akan menunjukkan kepada mereka suatu jalan yang benar*
إِلَّا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًاۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرًا 
*Kecuali jalan neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan yang demikian itu (maksudnya memasukkan mereka ke neraka jahannam), bagi Allah sangatlah mudah.*


Oleh karena itu, kita harus beriman kepada Allah dan berpegang teguh di jalan-Nya agar kita dikasihi dan dispesialkan oleh Allah  agar bisa menetapi jalan yang benar. Sebab hanya orang-orang yang berada dalam kebenaran lah yang dikasihi oleh Allah.


Sebagaimana yang diterangkan dalam suray An-Nisa' ayat:175
فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَٱعْتَصَمُوا۟ بِهِۦ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِى رَحْمَةٍ مِّنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَٰطًا مُّسْتَقِيمًا 
*Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan limpahan karunia-Nya dan membimbing mereka ke jalan yang lurus menuju kepada-Nya.*


Cara untuk  وَٱعْتَصَمُوا۟ بِهِۦ adalah mengikuti alquran dan sunnah rosululloh, sebagaimana dijelaskan dalam surat AlMa'idah ayat:16 yakni dengan mengikuti kitab suci alquran
يَهْدِى بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَٰمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذْنِهِۦ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ 
*Dengan kitab suci Alquran itu Allah menunjukkan orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya, dengan jalan beriman (ke jalan-jalan keselamatan) jalan yang menyelamatkan mereka dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kekafiran kepada cahaya keimanan dengan izin-Nya. Dan Allah juga membimbing mereka ke jalan yang lurus.*
Dan juga sabda Rosululloh SAW dalam hadist shohih buchori muslim:
تركت فيكم امرين لن تضلو ما تمسكتم بهما، كتاب الله و سنة النبيه
*Telah aku tinggalkan 2 perkara yang mana kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh (berpedoman) dengan keduanya, yakni kitab Allah (Alquran), dan sunna Nabinya (Al-hadist).*


Oleh karena itu, orang-orang yang mengikuti thoriqul mustaqim harus sungguh-sungguh mempelajari Alquran dan Alhadist. ini diterangkan dalam surat al-an'am ayat 126:
وَهَٰذَا صِرَٰطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًاۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ 
*Dan ini (alquran) adalah jalan Tuhanmu yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. Lafal yadzdzakkaruun dengan mengidgamkan huruf ta tambahan ke dalam huruf dzal asal; maknanya berarti orang-orang yang mau mengambil alquran sebagai pelajaran. Mereka disebutkan secara khusus sebab merekalah orang-orang yang mengambil manfaat dari Alquran.*


Nabi Muhammad juga telah bersabda:

فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ 
*Sebaik-baiknya cerita adalah kitab-Nya Allah, dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW, (hadist riwayat muslim).*
Ini berarti untuk menjalani tarekat yang benar, kita harus mengkaji dulu Al-Quran dan Al-hadist dengan benar.

Mengkaji Alquran dan Alhadist, adalah salah satu amalan utama dalam tarekat yang benar, sesuai dengan sabda rosululloh SAW:
اَفضَلُ عِباَدَةِ اُمَّتِي تلَِاوَتُ القُران ، وقال صلي الله عليه وسلم  : خَيرُكُم مَن تَعَلَّمَ القُرآنَ وَعَلَّمَهُ (رواه البخاري)
*Ibadah ummatku yang paling utama pahalanya adalah membaca/mempelajari Alquran. Beliau SAW bersabda: Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang belajar al-quran dan yang mengajarkan al-quran.*


Hanya dengan belajar alquran lah, hati kita bisa lebih mencintai Allah sekaligus merasakan khosyyah yang sangat mendalam kepada Allah, hal ini sesuai dengan firman Allah surat Azzumar ayat 23:

اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ   ۖ  تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ  ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ   ؕ  ذٰ لِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَآءُ    ؕ  وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ

*Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.*

Ini juga berarti petunjuk kebenaran dan dzikir yang paling utama adalah Alquran.


Tentu saja hati yang bergetar dan bertambah keimanannya ketika Alquran disebut adalah hatinya orang-orang yang memtadabburi atau mempelajari Alquran dengan sangat mendalam:
كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْۤا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ

*Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar mendapat pelajaran lah orang-orang yang berakal sehat.*


Dan tentu saja pengetahuan tentang kitab suci dan sunnah Nabi saja tidak cukup untuk mengikuti jalan atau tarekat yang benar. Jalan ini juga harus ditempuh dengan mengamalkan amalan-amalan baik yang diajarkan oleh kitab suci, yakni beribadah kepada Allah dengan mensucikan kepada-Nya, berakhlak yang baik, bersyukur, berbuat baik kepada keluarga dan lingkungan sekitar kita, merawat dan memakmurkan bumi, dan ada banyaaaaaak sekali amalan yang dibutuhkan untuk menempuh jalan menuju surga..


Hal ini sesuai dengan firman Allah:
و تلك الجنة التي اورثتموها بما كنتم تعملون.
*Dan surga itu diwariskan kepada kalian sebab amalan baik yang kalian lakukan.*
Ini berarti bahwa bukan pengetahuan tentang Alquran dan Alhadist yang akan membawa kita ke surga, melainkan amalan baik dan budi pekerti kita yang kita lakukan selama kita hidup di dunia.


Salah satu amalan yang mendekatkan kita pada Tuhan dan membuat kita termotivasi untuk selalu berbuat baik adalah dengan selalu mengingat Tuhan dan bersyukur atas segala karunianya.


Allah berfirman dalam surat Al-baqoroh ayat 152:
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ 
*Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari-Ku.*


Kita juga harus selalu berdoa dan meminta kepada Tuhan, sebagai bukti bahwa kita sangat membutuhkan-Nya. Kita juga harus menjalankan segala perintah-Nya sebagai bukti bahwa kita sangat mencintai-Nya. Dengan berdoa dan menjalankan segala perintah-Nya, kita akan bisa menjalani jalan atau tarekat yang benar.


Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat:18
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ 
*"Dan apabila hamba-hamba-Ku menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku Maha Dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, jika ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi pula perintah-Ku serta hendaklah mereka berimankepada-Ku supaya mereka berada dalam kebenaran."*

Dalam menetapi jalan atau tarekat yang benar, kita harus mempersungguh menetapi segala kebaikan dan meninggalkan semua kejelekan.
Sesuai dengan firman Allah
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ‌ؕ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ
*‘Dan bagi orang-orang yang berjuang sungguh-sungguh dalam urusan Kami, sesungguhnya Kami akan memberi petunjuk kepada mereka pada jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat kebaikan’* (Q.S. 29 / Al Ankabut : 70).

Mempersungguh di jalan Tuhan, bukan berarti menjadi extrimis atau membenani diri sendiri dengan ritual-ritual yang tidak dijelaskan dalam agama, akan tetapi berbuat baik karena mengharapkan pahala dari Allah dan selalu mengingat Allah.

Hal ini sesuai dengan sabda Rosululloh:
 عن أبي هريرة, عن النبي صلى الله عليه وسلم قال

إن الدين يسر, ولن يشاد الدين أحد إلا غلبه, فسددوا وقاربوا وأبشروا, واستعينوا بالغدوة والروحة وشىء من الدلجة"
Diriwayatkan Abu Hurairah:
Nabi (ﷺ) berkata, *"Agama itu sangat mudah dan siapa pun yang membebani dirinya sendiri dalam agamanya, dia tidak akan dapat melanjutkannya dengan cara itu. Jadi Anda tidak boleh menjadi ekstremis, tetapi cobalah untuk mendekati kesempurnaan dan menerima kabar baik bahwa Anda akan diberi pahala; dan mendapatkan kekuatan dengan beribadah di pagi hari, sore hari, dan selama jam-jam terakhir di waktu malam. "*
Sahih al-Bukhari 39


Dalam surat Al-Ma'idah ayat:35 dijelaskan amalan tasawwuf untuk meninggikan atau mengharumkan agama Allah dengan sungguh-sungguh melakoni akhlaq yang baik dan melakukan sesuatu yang memgharumkan agama sesuai potensi yang kita miliki
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 
*Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah (artinya takutlah akan siksa-Nya dengan jalan menaati-Nya), dan carilah jalan wasilah kepada-Nya (yaitu jalan yang akan mendekatkan dirimu kepada Allah. Dan berjuanglah dengan sungguh-sungguh pada jalan-Nya (maksudnya untuk meninggikan agama-Nya) agar kamu menjadi orang-orang yang beruntung atau sukses.*
Dalam ayat ini, kita juga diperintahkan mencari wasilah untuk mendekatkan diri kita pada Allah. 


Dalam tarekat di Indonesia, terkenal istilah thabiqot dan tawasul. Namun bukan berarti kita menggantungkan amalan kita pada Nabi dan para wali, melainkan menghormati dan mengagungkan para Nabi dan para wali sebagai perantara hidayah Allah yang menyampaikan kebenaran agama yang haqq pada kita. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat:32
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ 
Demikianlah dan barang siapa mengagungkan tanda-tanda kebesaran Allah, maka sesungguhnya itu termasuk ketakwaannya hati.
Dan di antara tanda-tanda kebesaran Allah itu adalah para Nabi dan para ulama dan para wali sebagai warotsatul anbiya' atau pewaris para Nabi.
Namun tetap saja, kita lah yang beramal untuk diri kita sendiri, dan amalan kita lah yang menolong diri kita sendiri.

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Fatir ayat:18
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰۚ وَإِن تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَىٰ حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَىْءٌ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰٓۗ إِنَّمَا تُنذِرُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَۚ وَمَن تَزَكَّىٰ فَإِنَّمَا يَتَزَكَّىٰ لِنَفْسِهِۦۚ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلْمَصِيرُ 
*Dan tidaklah bisa orang yang punya tanggungan menanggung (dosa) dari orang lain. Dan jika seseorang memanggil orang lain untuk ikut memikul sebagian dari dosanya ,tiadalah orang yang dipanggil itu tidak akan mau memikulnya walau sedikit pun, meskipun -yang dipanggil itu kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Rabbnya (-sekalipun mereka tidak melihat-Nya) sebab hanya merekalah orang-orang yang dapat mengambil manfaat dari adanya peringatan itu, dan mereka mendirikan shalat mereka. Dan barang siapa yang menyucikan dirinya (dari kemusyrikan dan dosa-dosa lainnya), sesungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya. (karena kemaslahatannya akan kembali kepada dirinya sendiri.) Dan kepada Allahlah kembali kalian.*

Adapun wasilah terbaik dan terdekat dengan diri kita yang bisa mendekatkan diri kita pada Allah adalah alquran.
ُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- bersabda« اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

*Bacalah Alquran, karena sesungguhnya Alquran akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya.* HR. Muslim


Di hadist lain, dijelaskan pula bahwa alquran bisa menghilangkan karatnya hati.
: قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : ان القلوب لتصدء كما يصدءالحديد ، فقيل يارسول الله : وما جلاءها فقال تلاوت القرآن وذكر الموت (مكاشف القلوب الغزلي)
Rosulullah SAW bersabda : *“Sesungguhnya Hati itu bisa berkarat, seperti berkaratnya besi, maka bertanya para sahabat, wahai Rosulullah, lalu apa yang bisa membuatnya kembali berkilau ??? : Beliau SAW bersabda : membaca AlQuran dan mengingat mati* (HR.Ibnu Majah)

Di dalam hadits Qudsi, Allah juga menjelaskan bahwa keutamaan kalam al-quran itu mengalahkan segala ucapan kalam dzikir lainnya.

عن النبي صلي الله عليه وسلم قال : يقول الرب سبحانه وتعالي : من شغله القرآنُ  عنذكريو مسألتي  اعطيته افضل ما اعطي السائلين ، وفضل كلام الله سبحانه وتعالي عن سائر الكلام ، كفضل الله تعالي عن سائر خلقه (رواه الترمذي)

Nabi SAW telah bersabda : ” Robb Subhanahu wata’ala berfirman : barang siapa yang disibukkan oleh AlQuran, dari dzikir mengingat dan meminta kepada Ku, Niscaya Aku Anugerahkan keutamaan dari segala keutamaan para orang yang memohon (kepadaKu), dan keutamaan Kalam Allah subhanahu wata’ala (Alquran), seperti keutamaan Allah atas seluruh Makhluk ciptaanNya (HR. Tirmidzi)


Demikianlah beberapa dalil tentang Tarekat dari alquran dan alhadist yang dapat kami sampaikan. Apabila banyak kurangnya atau ada ketidaksamaan persepsi, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Yang kami sampaikan adalah dalil dan penjelasan yang terbatas pada rendahnya pengetahuan kami.
Adapun selisih faham yang ingin ditanyakan, kami serahkan untuk Bapak dosen kami yang lebih berilmu, agar diluruskan, sebab rosululloh saw bersabda:
‏ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِاخْتِلاَفِهِمْ فِي الْكِتَابِ ‏"
*Sesungguhnya agama orang-orang sebelum kalian rusak sebab perselihan mereka tentang kitab suci mereka.*
Shahih Muslim 2666.

و السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

No comments:

Post a Comment

Please, Amalsholih, Tolong Bantu saya Klik Iklan di blog ini yaa.. Semoga yang nge-klik iklan diberi kesehatan dan rizqi yang barokah..

Please click the ad sense! May Allah bless you.. 😇

window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);