Monday 14 January 2019

*Si "Lasak" Kesayangaaaann* 💞💖

Cerita ini mengkisahkan tentang idola saya yang ketika kecil nya "lasak" nya Maa Syaa Allah... Subhanallah.. Astaghfirullah.. Laa Haula wa laa quwwata illaa billah..

Tapi pas udah gede nya, pemuda yang "katanya" ganteng ini,, gak jarang bikin saya terpikat dan terkagum2 oleh indahnya akhlaq dan tutur katanya.. Kadang saya dibikin ngalirin air mata karena disadarkan akan cinta Allah oleh ucapan2 dan ilmu2nya idola saya  yg dulunya "lasak" ini.. Sikap tawadhu'nya sering bikin saya merinding gak tahu gimana jelasinnya..

Siapakah dia???
(Bagi yang ngerasa kecil nya lasak, 'amalsholih jangan GR dulu yaa!! bukan kamu kok.. 👻)
Dia adalah Ulama' Tabi'in bernama Hasan Al-Bashri..
Apa sih *"ulama' tabi'in"* itu?
*Ulama' Tabi'in* adalah ulama' yang masa hidupnya tidak menjumpai Nabi, tapi masih menjumpai sahabat2 Nabi atau orang-orang iman yang hidup di zaman Nabi.. Jadi masih generasi kedua gitu..

Hasan Al-Bashri ini adalah anak dari ibu Khoiroh, bekas budak perempuannya Ibu Kita tercinta, Ibu *Ummi Salamah Rodhiyallohu 'anha.*
Nama Hasan sendiri adalah nama pemberian dari Ibu Ummi Salamah, yang artinya "baik" atau "ganteng", karena wajahnya emang ganteng..

Ada yang kenal ibu *Ummi Salamah* ?? Kenal dong sama ibunya orang iman.. Ada yang tahu kefadholan Ummi Salamah??
*Ummi Salamah* itu termasuk salah satu *WANITA TERCERDAS* di zaman rosululloh.. Yang sangat faqih dalam agamanya, yang sangat baik akhlaqnya, dan paling gampang nerima nasehat.. Ya iya lah.. Istri Nabi kita gitu looh.. Ummul mu'minin kita itu semuanya wanita-wanita istimewa yang harus kita teladani kebaikannya.. Termasuk ibu Ummi Salamah ini, beliau adalah wanita yang semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya, hadist yg diriwayatkan dari beliau tercatat ada sekitar 387 hadist..

Hasan Albashri boleh dibilang anak yang lincah dan lasak.. Kenapa saya bilang lasak? Karena ada yang meriwayatkan kalo Hasan Al-Bashri itu suka manjat2 atap2nya rumah istri2 nya Nabi, dan melompat2 dari rumah satu ummul mu'minin ke rumah ummul mu'minin lainnya..
InsyaAllah murid2 saya belum ada yang selasak itu 😅

Tapi apa yang dilakukan Ummul Mu'minin yang atap rumahnya dipanjat2 dan dilompat2i?? Apakah beliau2 teriak2 atau merepet2 atau ngomel2 atau marah2??
Hehe.. Saya juga gak tau apakah bisa menahan diri gak teriak dan gak merepet kalo jumpa murid yang kerjanya ngelompat2i atap rumah orang.. Hehe.. 😅
Makanya yuuk kita belajar dari kisah Hasan Al-Bashri dan Ummul Mu'minin ini..

Para Ummul mu'minin sama sekali gak marah2 atau merepet2 ketika atapnya dilompat2i..
Malah sebaliknya, mereka menjaga Hasan dengan Husnuzhzhon dan menanti kedatangan Hasan ke rumah2 mereka untuk mengajarkan Hasan ilmu..
Para Ummul Mu'minin mengajarkan Hasan ilmu dengan semenyenangkan mungkin agar Hasan merasa leluasa bebas untuk kepo dengan ilmu dan bebas keluar-masuk rumah mereka untuk mencari ilmu..
Mereka bukan membatasi gerak lincah Hasan, tapi mendidik Hasan dengan mempraktekkan akhlaq terpuji dan persangkaan yang baik..


*Hasan Al-Bashri* yang juga dikenal dengan nama *Abu Sa'id* karena dia pas udah gedenya punya anak namanya sa'id. Ayahnya Namanya Yasar atau dikenal juga Abul Hasan karena anaknya yaa namanya Hasan. Ayahnya adalah bekas budaknya sekretaris Rosulululloh yang bernama Zaid Bin Tsabit.. Jadi kedua orang tua Hasan masing2 hanyalah seorang bekas budak.. Tapi statusnya yang hanya anak bekas budak, bukan berarti membuatnya malu dalam mecari ilmu dan bergaul dengan orang2 hebat yang membuatnya ketularan ilmu yang melimpah..

Hasan gak cuma belajar dari Ummahatul Mu'minin aja,, tapi dari seluruh shahabat Nabi yang ditemuinya.. Hasan yang tinggal di rumah dan di asuhan ibu Ummi Salamah,, gak segan buat datengin tetangga2 dewasanya yang lain seperti Jabir bin Abdullah, Ibnu Umar, Ibnu 'Abbas, 'Ali bin Abu Tholib, dll.. Hampir semua ahli ilmu di sekitaran masjid Nabawi dikepoin sama Hasan.. 😅 Bener2 suri teladan yang meningkatkan kepedean saat mencari ilmu.. 

Di dalam Hadist Buchori (kalo cetakan thoha putra seperti punya saya ada di halaman 41), di hadist itu, ulama' yang bernama Mujahid berkata: *Tidaklah bisa mempelajari ilmu orang yang pemalu dan orang yang sombong.*
Sebagai guru,, yang saya coba bangun pertama kali adalah keintiman dengan murid2 saya agar mereka tidak segan atau tidak malu bertanya ke saya tentang ilmu.. Upaya yang bisa saya lakukan hanyalah mencoba mengerti dan memasuki dunia anak2 agar anak2 gak segan curhat dan nanya-nanya ke saya..
Tapi untuk bisa membentuk karakter *kepo ilmu* ,, guru aja gak cukup.. Lingkungan, terutama orang tua,, juga harus membantunya menjadi karakter yang *kepo ilmu* dan *tidak sombong* ..

Karakter *kepo ilmu* umumnya saya jumpai pada anak2 yang lasak nya astaghfirulloh ampuunn.. kayak Hasan Al-Bashri ini..

Bagaimana dengan anak-anak yang selalu dibatasi dalam segala hal dan terlalu pendiam?
Ada siih banyak anak yang pendiam, namun di saat mencari ilmu mereka aktif.. Itu memang karena mereka karakternya tenang.. Nah yang ditakutkan ini adalah yang "diam" dengan ekspresi tertekan..
Kebanyakan mereka terlalu malu dalam mencari ilmu.. Ketika membuat kesalahan, jadi terlalu takut dimarahi atau disalahkan.. Sebagai contoh: anak yang lasak, ketika salah membaca suatu ayat lalu saya salahkan, dia akan geregetan kapan benernya ini ayat.. Walau dia kelihatan agak sebel ketika disuruh ngulang2 satu ayat,, tapi dia tetap kepo.
Tapi bagi yang pemalu, ketika dia salah dalam suatu ayat, dia malu utk mengulanginya.. Bahkan beberapa ketika ada yang saya suruh mengulang2 ayat di surat an-nas misalnya, dia akan menutupi salahnya dengan mengatakan bahwa dia sudah hapal surat al-bayyinah dan tidak mau mengulang surat an-nas karena malu salah..
Bahkan ada anak yang maunya sama guru yang itu2 aja,, kalo sama guru yang lain dia gak mau..

Ini jadi PR sih bagi gurunya gimana membangun hubungan akrab dengan muridnya yang pendiam dan pemalu..
Tapi ini juga PR bagi orang tua..

Anak yang lasak tapi tetap terawasi biasanya lebih supel dan gampang diakrabin karena dia terbiasa berinteraksi dengan lingkungannya..
*Asal lingkungannya tetap husnuzhzhon dan ikut mendidik..*
Sebagaimana yang dipraktekkan Rosululloh ketika Ibnu 'abbas datang ke rumahnya, Rosululloh memeluknya dan mendoakannya walaupun ibnu abbas itu *bukan anaknya*..

عَÙ†ِ ابْÙ†ِ عَبَّاسٍ، Ù‚َالَ ضَÙ…َّÙ†ِÙŠ رَسُولُ اللَّÙ‡ِ صلى الله عليه وسلم ÙˆَÙ‚َالَ ‏
*‏ اللَّÙ‡ُÙ…َّ عَÙ„ِّÙ…ْÙ‡ُ الْÙƒِتَابَ*
*Ibnu abbas berkata: Rosululloh memelukku (yang waktu itu masih 8 tahun) sambil berdoa: "Ya Allah, ajarilah dia kitab (al-quran)"*

Nah bagaimana dengan kita? Sudah pernahkah kita memeluk anak2 kecil kita dan anak2 di sekitar kita dengan doa seperti itu???
‏‏‏
Saya pernah belajar di psikologi, bahwa *EFEK SENTUHAN/PELUKAN PADA ANAK, LEBIH AMPUH DIBANDINGKAN HADIAH/MATERI*

Mungkin kita penyayang dengan para balita.. Tapi apakah kita lebih penyayang pada anak kecil tanggung dan para pra-remaja yang psikis nya sedang berkembang??
Sudah pernah kah kita memeluk mereka dan mendoakan mereka dengan doa " Allohumma 'allimhul kitab" ? Baik anak kita sendiri maupun anak-anak saudara muslim kita??

Hasan Al-Bashri adalah anak yang besar dengan kasih sayang orang tua dan lingkungannya..
Gak ada yang mengecapnya anak nakal sekalipun dia manjat2 dan lompat2i atap rumah orang.. Sebaliknya, orang2 berusaha dengan lembut memasukkan ilmu hikmah ke hatinya..

Nasehat KI BAYAN TULA: *KAMU JANGAN PERNAH MENGELUH ATAS KELAKUAN MURIDMU KALAU KAMU BELUM PERNAH SHOLAT SUNNAH 7X SEHARI SETIAP HARI MENDOAKAN KEBAIKAN UNTUK MURIDMU ITU!*
Jangan lihat angka 7 nya! Tapi makna terdalamnya: *"JANGAN MENGELUH TENTANG MURIDMU PADA MANUSIA SEBELUM KAMU BENAR-BENAR SERIUS MEMINTA PERTOLONGAN ALLAH UNTUK MERAMUT MURIDMU!*
Saya yang cuma sebagai guru aja diajarkan segitunya,, apalagi orang tua.. InsyaAllah seumur hidup saya baru ada 1 murid yg bikin saya sholat hajat mengkhususkan menyebut namanya agar Allah merubah prilakunya, itupun gak sampe 7x sehari, dan Allah qodar dia jadi baik.. Apalagi doa orang tua untuk anaknya yang mustajab.. Seandainya semua orang tua bisa menahan setiap amarahnya dengan wudhu lalu sholat sunnah mendoakan kebaikan anaknya ketika marah,, saya yakin Islam akan kuat dan jaya lahir batin..

Dan mendidik anak itu butuh kerja sama.. Karena *ORANG TUA ZAMAN NOW GAK AKAN MUNGKIN MENDIDIK ANAKNYA SENDIRIAN TANPA BANTUAN ORANG LAIN*
Saya jadi teringat dengan *ulama LUQMAN, dia adalah ulama' yang paling faqih di zaman itu sehingga namanya pun disebutkan oleh Allah dalam Al-Quran..*
Tapi apa nasehat nya pada para putera nya?? *Beliau menasehati putera2nya untuk menemani duduk para ulama dan mendekatkan kedua lutut mereka di lututnya para ulama..*
Padahal ulama' yang the best of the best nya yaa dia sendiri, tapi dia masih menyuruh anak2nya untuk bergaul akrab dan mencari ilmu dengan ulama2 lain..
Wal-hasil, keluarganya Luqman dibangga2kan oleh Allah pada makhluk semesta alam dlm alquran..

Jadi yaa walaupun kita ingin mendidik anak kita dengan tangan kita sendiri, mohon percayakan juga anak kita pada para para pakar pendidik, ulama, dan orang iman di sekitar kita, pada pakar pendidik kita,, dan biarkan mereka bergaul akrab dengan sesama muslim..
Biarkan anak kita merasakan kebahagiaan dalam jama'atul muslimin, agar kita gak melihatnya mencari kebahagiaan di luar quran dan sunnah..

Dan muslimin wal muslimat lainnya juga mohon 'amalsholih membantu agar anak2 kita agar senang dan bahagia dalam jama'atul muslimin..

Jika anak kita bahagia dalam Islam,, saya yakin kefahaman quran hadist nya akan timbul dengan sendirinya seperti yang terjadi pada Hasan Al-Bashri..
Ilmu hikmah dan rasa cintanya pada islam mampu membentengi dan melindunginya dalam kemurnian agama walau dia besar dan tumbuh dalam keadaan islam sedang dicoba dengan banyak fitnah..
Hasan tumbuh di zaman kholifah Ustman dan Ali yang kita tahu sendiri fitnah tersebar di zaman itu sampai bisa memecah belah orang iman.. Tapi dengan cahaya hikmah, Allah melindungi Hasan tetap berpegang tegug dalam kebenaran dan kemurnian.. Itulah efek ilmu dan cinta islam dalam dirinya..

Pas udah gedenya,, Hasan Al-Bashri gak lasak lagi kok.. malah dia dipercaya buat mimpin tanah Bashroh makanya dijulukin "Al-Bashri", ketenangan itu akan datang seiring dengan bertambahnya ilmu hikmah..

Jadi santai aja kalo ada anak2 kecil kita yang lasak.. Itu emang masa nya dia harus lasak *dalam pengawasan kita..* dan gerakkan lah lasaknya itu dalam mencari ilmu..
Nanti insyaAllah ilmu hikmah nya yang akan bikin dia jadi diri yang sakinah, yang tenang, yang stay cool, dan berwibawa..
Aamiin..

No comments:

Post a Comment

Please, Amalsholih, Tolong Bantu saya Klik Iklan di blog ini yaa.. Semoga yang nge-klik iklan diberi kesehatan dan rizqi yang barokah..

Please click the ad sense! May Allah bless you.. 😇

window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);