๐ฟ๐บ *Untukmu Pencari Ilmu* ๐บ๐ฟ
Tolak ukur ilmu agama itu sebenarnya bukan cepat lambatnya menghafal, bukan banyak sedikitnya hafalan, bukan banyaknya mendapatkan riwayat hadist, bukan juga pintar atau enggaknya berbahasa Arab. Bukan itu tolak ukur ilmu. Tapi ilmu diukur dari keindahan hati.
Sudahkah hatinya terhiasi oleh cinta dan penghormatan kepada Allah dan Rasul-Nya?
Sudahkah ilmunya membuatnya semakin zuhud dan tawadhu'?
Sudahkah hatinya terwarnai oleh takut kepada murka dan siksa Allah?
Sudahkah ilmu yang dia peroleh menjadikan hatinya ikhlas dalam setiap langkah ibadahnya?
Karena kalau kita resapi firman Allah dan petuah-petuah para para sahabat, maka kita akan tahu bahwa sebenarnya ilmu ini adalah amalan hati.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
ุฅَِّูู
َุง َูุฎْุดَู ุงََّูููู ู
ِْู ุนِุจَุงุฏِِู ุงْูุนَُูู
َุงุกُ
“Sesunggunya hamba Allah yang paling takut kepadanya adalah ulama (orang-orang berilmu)” (QS. Fatir: 28).
Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan,
ููู ุจุฎุดูุฉ ุงููู ุนูู
ุง, ูููู ุจุงูุงุบุชุฑุงุฑ ุจุงููู ุฌููุง
Cukuplah rasa takut kepada Allah adalah ilmu, dan cukuplah merasa aman dari azab Allah adalah kebodohan.
ููุณ ุงูุนูู
ุจูุซุฑุฉ ุงูุฑูุงูุฉ, ูููู ุงูุนูู
ุงูุฎุดูุฉ
Ilmu itu bukan pada banyaknya riwayat, akan tetapi ilmu adalah khasyyah (rasa takut kepada Allah).
Syaikh Sholih Al-‘Ushoimi -hafidzohullah- menuliskan dalil yang sangat indah, menunjukkan bahwa hati adalah tempatnya ilmu.
“Disebutkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
ุฅู ุงููู ูุง ููุธุฑ ุฅูู ุตูุฑูู
ูุฃู
ูุงููู
ูููู ููุธุฑ ุฅูู ูููุจูู
ูุฃุนู
ุงููู
“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian. Akantetapi Allah melihat pada hati dan amalan kalian” (HR. Muslim).
Beliau melanjutkan,
ูู
ู ุทูุฑ ููุจู ููู ุงูุนูู
ุญู, ูู
ู ูู
ูุฑูุน ู
ูู ูุฌุงุณุชู ูุฏุนู ุงูุนูู
ูุงุฑุชุญู
Siapa yang hatinya bersih, maka ilmu akan betah menetap di dalamnya. Siapa yang tidak berusaha mengusir kotoran hati, ilmu akan meninggalkannya dan pergi.
Sahl bin Abdullah –rahimahullah– berkata,
ุญุฑุงู
ุนูู ููุจ ุฃู ูุฏุฎูู ุงูููุฑ ููู ุดูุก ู
ู
ุง ููุฑู ุงููู ุนุฒ ูุฌู
“Haram bagi hati yang padanya bersemayam sesuatu hal yang dimurkai Allah, untuk dimasuki cahaya ilmu..”
ูุงูุนูู
ุฌููุฑ ูุทูู ูุง ูุตูุญ ุงูุง ููููุจ ุงููุธูู
“Ilmu adalah permata mulia. Tidak akan cocok bertempat kecuali di hati yang bersih.
Siapa yang ingin meraih ilmu, maka perindahlah batinnya, sucikanlah hatinya dari segala najis.”
((Lihat : Khulashoh Ta’dhimil ilmi, hal 9-10)
Syaikh Sholih Al-‘Ushoimi menerangkan, “Kebersihan hati kembali kepada dua hal:
Sucinya hati dari najis syubhat.
Sucinya hati dari najis syahwat.”
***
Noda hati sangat banyak. Namun, bila kita kerucutkan, noda-noda itu sumbernya dua ini ; noda syahwat dan noda syubhat.
Syubhat akan membuat seorang berada dalam lingkaran setan sementara dia tidak sadar. Bahkan sampai tahap dia menyangka berada dalam kebenaran, padahal dia sedang tenggelam di lautan kesesatan. Sehingga ilmu yang bermanfaat itu, akan sangat sulit masuk.
Allah berfirman,
ุฃََูู
َู َูุงَู ุนََٰูู ุจََِّููุฉٍ ู
ِّู ุฑَّุจِِّู َูู
َู ุฒَُِّูู َُูู ุณُูุกُ ุนَู
َِِูู َูุงุชَّุจَุนُูุง ุฃََْููุงุกَُูู
“Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?” (QS. Muhammad: 14).
َูุงَّูุฐَِูู ุงุชَّุฎَุฐُูุง ู
ِู ุฏُِِููู ุฃََِْูููุงุกَ ู
َุง َูุนْุจُุฏُُูู
ْ ุฅَِّูุง َُِูููุฑِّุจَُููุง ุฅَِูู ุงَِّูููู ุฒَُْٰููู ุฅَِّู ุงََّูููู َูุญُْูู
ُ ุจََُْูููู
ْ ِูู ู
َุง ُูู
ْ ِِููู َูุฎْุชََُِูููู
“Orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah beralasan, “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya” (QS. Az-Zumar: 3).
Adapun syahwat, penyakit inilah yang akan mendorong seorang berbuat maksiat. Melihat kepada yang haram, berdusta, ghibah, menfitnah, dengki, mengadudomba, berjudi dan seluruh maksiat, sumbernya di syahwat.
Orang yang syahwat menjadi pemimpin di setiap gerak geriknya, akan susah untuk menyerap ilmu. Karena dosa-dosa akan mempergelap hati, sehingga hati menjadi temapat yang lusuh, kotor, tidak nyaman untuk ditinggali ilmu.
Allah Ta’ala,
ََّููุง ุจَْู ุฑَุงَู ุนََูู ُُูููุจِِูู
ْ ู
َุง َูุงُููุง َْููุณِุจَُูู
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka” (QS. Al Muthaffifin: 14).
Makna ayat di atas diterangkan dalam hadits berikut.
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
ุฅَِّู ุงْูุนَุจْุฏَ ุฅِุฐَุง ุฃَุฎْุทَุฃَ ุฎَุทِูุฆَุฉً ُِููุชَุชْ ِูู َْููุจِِู ُْููุชَุฉٌ ุณَْูุฏَุงุกُ َูุฅِุฐَุง َُูู َูุฒَุนَ َูุงุณْุชَุบَْูุฑَ َูุชَุงุจَ ุณَُِูู َْููุจُُู َูุฅِْู ุนَุงุฏَ ุฒِูุฏَ َِูููุง ุญَุชَّู ุชَุนَُْูู َْููุจَُู ََُููู ุงูุฑَّุงُู ุงَّูุฐِู ุฐََูุฑَ ุงَُّููู ( َููุงَّ ุจَْู ุฑَุงَู ุนََูู ُُูููุจِِูู
ْ ู
َุง َูุงُููุง َْููุณِุจَُูู) »
“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’” (HR. Tirmidzi).
Antara dua noda di atas, *noda syubhat lebih parah dalam mempergelap hati daripada noda syahwat.* Karena hati yang mengidap penyakit syubhat, akan susah bertaubat, karena bahkan seringkali mereka mengira berada di atas kebenaran. Berbeda dengan hati yang mengidap penyakit syahwat, ia akan lebih mudah bertaubat, karena nalurinya tetap menyadarkan, bahwa yang dia lakukan adalah salah.
Oleh karena itu iblis lebih semangat menyesatkan manusia melalui pintu syubhat daripada pintu syahwat. Karena kegelapan syubhat berpeluang lebih bisa langgeng mempergelap hati, daripada kegelapan syahwat. Makanya para pengidap syuhbat lebih disukai Iblis daripada pengidap syahwat. Meski memang keduanya adalah keburukan.
Seandainya terasa berat untuk belajar dan mendapatkan ilmu, maka lihatlah lagi ke dalam hati kita.. "Apa ada yang salah?"
Sucikan hati dengan alquran.. Hapalkan walau terasa berat, karena hanya alquran dan mengingat kematian yang dapat membersihkan karatnya hati..
Berdoalah pada Allah yang Memberikan Ilmu itu kepada kita.. Mintalah perlindungan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar melindungi kita dari sifat malas dalam mencari ilmu maupun beramal..
Mohon Ilmu yang Manfaat
ุงَُّูููู
َّ ุงَْููุนِْูู ุจِู
َุง ุนََّูู
ْุชَِูู َูุนَِّูู
ِْูู ู
َุง ََْูููุนُِูู َูุฒِุฏِْูู ุนِْูู
ًุง
ุงْูุญَู
ْุฏُ َِِّููู ุนََูู ُِّูู ุญَุงٍู َูุฃَุนُูุฐُ ุจِุงَِّููู ู
ِْู ุญَุงِู ุฃَِْูู ุงَّููุงุฑِ
ALLAHUMMAN FA'NII BIMAA 'ALLAMTANII WA 'ALLIMNII MAA YANFA'UNII WA ZIDNII 'ILMA, ALHAMDULILLAHI 'ALAA KULLI HAALIN WA A'UUDZU BILLAHI MIN HAALI AHLIN NAAR.
Ya Allah! Berilah manfaat terhadap apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah kepadaku sesuatu yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah kepadaku ilmu. Segala puji hanya milik Allah pada semua kondisi (baik kondisi bahagia maupun susah) dan aku berlindung kepada Allah dari perbuatan penduduk neraka.
H.R. Tirmidzi 3599
Mohon Ilham yang Benar
ุงَُّูููู
َّ ุฃَِْููู
ِْูู ุฑُุดْุฏِู َูุฃَุนِุฐِْูู ู
ِْู ุดَุฑِّ َْููุณِู
ALLAAHUMMA ALHIMNII RUSYDII WA A'IDZNII MIN SYARRI NAFSII
Ya Allah, ilhamkan kepadaku petunjukku, dan lindungilah aku dari kejahatan diriku
H.R. Tirmidzi 3483
Berlindung dari sifat penakut, pelit, malas dan hina
ุงَُّูููู
َّ ุฅِِّูู ุฃَุนُูุฐُ ุจَِู
ู
َِู ุงَููู
ِّ َูุงูุญَุฒَِู،
َูุงูุนَุฌْุฒِ َูุงَููุณَِู،
َูุงูุจُุฎِْู َูุงูุฌُุจِْู،
َูุถََูุนِ ุงูุฏَِّْูู،
َูุบََูุจَุฉِ ุงูุฑِّุฌَุงِู
ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WAL 'AJZI WAL KASALI WAL BUKHLI WAL JUBNI WA DLALA'ID DAINI WA GHALABATIR RIJAAL
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat bakhil dan penakut, dan dari lilitan hutang dan penindasan
H.R. Bukhori 6363