*UMMU SULAIM RODHIYALLOHU 'ANHA*
Ini kisah ilmiah untuk menjawab
pertanyaan adik perempuan ku tersayang *"Gimana caranya amar ma'rufin
cowok yang belum faham agamanya?? Jika dia suka sama kita, apa salah jika kita
menyukainya supaya dia jadi lebih faham? Apakah cinta karena Allah itu harus
pada orang yang kefahaman agamanya lebih dari kita??*
.
Sebelumnya, aku punya prinsip
sendiri soal kefahaman.. *Kita boleh menganggap semua orang yang telah diberi
hidayah itu lebih faham dari kita dan mengambil hikmah dari kebaikan mereka,
tapi jangan pernah merasa bahwa diri kita lebih faham dari orang lain.*
Masing2 orang iman punya
kefadholan. Dan masing2 kita pasti pernah merasakan keimanan kita berada di
titik terendah, sesuai dengan ucapan shahabat Abu Darda’: Iman itu bertambah
dan berkurang.” Jadi tugas kita bukanlah menilai kefahaman agama orang lain,
tapi memperbaiki keimanan kita sendiri, dan membantu memperbaiki keimanan
saudara kita saat iman nya menurun..
Cobaan kita gak sama.. Jangan karena
kita bisa infaq 1 Milyar, lalu kita merasa orang yang infaq nya dua ribu itu
pelit.. Bisa jadi yang infaq 1 Milyar punya harta 1 triliyun, sedangkan dia
yang infaq 2 ribu ya duit yang dia punya cuma 2 ribu itu.. Jangan ngerasa kita
lebih faham kalau bisa sholat malam tertib, karena bisa jadi yang tidak
terbangun sholat malam, dia telah menghabiskan harinya untuk menghidupkan
sabilillah, dan terbangun di pagi hari dalam keadaan memohon ampun dan
menyesal.. *Kita harus berfastabiqul khoirot, tapi jangan pernah merasa menang!
Karena saat kita merasa menang dalam amalan, maka di sisi ALLAH kita kalah*.
Ini Cuma prinsipku aja.. Boleh diambil kalo bermanfaat, boleh enggak..
.
Well,
Disini aku akan bercerita tentang tokoh wanita idolaku, yang bila mendengar hadist tentangnya, aku bisa sampe nahan tetesan air mata atau senyum2 sendiri di pengajian.. Lebih so sweet dari drakor2 yang pernah ada.. Mungkin penggalan ceritanya bisa sedikit menjawab pertanyaan adikku..
Disini aku akan bercerita tentang tokoh wanita idolaku, yang bila mendengar hadist tentangnya, aku bisa sampe nahan tetesan air mata atau senyum2 sendiri di pengajian.. Lebih so sweet dari drakor2 yang pernah ada.. Mungkin penggalan ceritanya bisa sedikit menjawab pertanyaan adikku..
.
Bagi yang hobi mengaji, pasti udah
ga asing kan dengan nama *ANAS BIN MALIK RA* ? Beliau adalah sahabat Nabi yang paling
banyak meriwayatkan hadist. Nah, Ummu Sulaim ini adalah ibunya Anas Bin Malik.
.
Ummu Sulaim pertama kali masuk
islam saat Anas masih bayi.. Beliau punya suami bernama Malik yang masih kafir
dan selalu merintangi Beliau menjalani islam.. Suatu hari, dalam perjalanan ke
Syam, Malik tewas dibunuh musuhnya. Disinilah kisah Ummu Sulaim sebagai janda
cantik rebutan para lelaki dimulai.
.
Gak sedikit laki2 tampan &
mapan yang meminang beliau. Tapi beliau membuat keputusan yang bulat, beliau
tidak ingin menikah sampai bisa mendidik Anas menjadi anak yang faham agama.
Beliaupun memenuhi tekad beliau dengan bekerja keras untuk menafkahi Anas. :')
Subhanalloh.. Pelajaran pertama, tentang *KEMANDIRIAN dan KETEGUHAN* seorang
wanita. Aku pernah dimanqulkan saat penerobosan wanita, bahwa ada 4 golongan
wanita yang masuk surga. Salah satunya adalah “wanita yang ketika ditinggal
mati suaminya, aka dia memilih untuk tidak menikah lagi karena ingin fokus
merawat anak-anak nya dank arena takut apabila pernikahan itu akan
menelantarkan anaknya.” Cuma lupa apa ya riwayat hadistnya? Mana tau di grup
ini ada yang ingat, silakan sharing..
.
#kembalikelaptop
Saat Anas berumur 8 tahun, Ummu
Sulaim menyerahkan Anas kepada Nabi SAW agar Anas bisa belajar banyak tentang
adab dan ilmu agama.. Perlu dicatet, Ummu Sulaim menjadikan Anas sebagai
pelayan Nabi bukan buat nyari maisyah, tapi tujuannya semata2 agar Anas menjadi
anak yang faham agama. Pelajaran kedua tentang parenting, tidak memanjakan
anak, tidak over protective, dan yang paling penting *MENDAHULUKAN KEFAHAMAN
AGAMA*.
.
Suatu hari, saat Anas sudah
balligh, ada seorang pria tampan, mapan &
sopan bernama *ABU THOLHAH* yang melamar Ummu Sulaim. Sayangnya Abu
Tholhah saat itu masih belum Islam.. Secara duniawi, cowok kayak Abu Tholhah
itu gak pantes ditolak.. Tapi Ummu Sulaim menolaknya.. Abi Tholhah sampai rela
menyerahkan seluruh hartanya untuk Ummu Sulaim, tapi Ummu Sulaim tetap menolak.
Pelajaran ketiga: *JANGAN TERGIUR OLEH MATERI*!
.
Ummu Sulaim kemudian memanfaatkan
perasaan suka Abu Tholhah kepadanya untuk ber-amar ma’ruf. Ummu Sulaim sudah
tahu kalau Abu Tholhah itu di rumahnya nyembah2 berhala yag dibuat dari pohon
kayu. Dengan ditemani Anas, Ummu Sulaim mulai beramar ma’ruf.
Ummu Sulaim berkata pada Abu
Tholhah: “Abu Thalhah, kamu tahu kan
kalau Tuhan yang kamu sembah2 itu terbuat dari pohon yang tumbuh di atas bumi?”
“Tentu saja aku tahu!” , jawab Abu
Tholhah.
Trus Ummu Sulaim berkata lagi, “Apakah
kamu tidak merasa kalo Tuhan yang selama ini kamu sembah dijadikan kayu bakar
oleh orang lain, yang apinya dipakai untuk menghangatkan badan atau untuk
membuat roti? Tuhan kok dibakar? Piye toh mas??”
Abu Tholhah kemudian berpikir dalam
hatinya, “Iya juga yaah? Tuhan kok dibakar?”
.
Setelah bisa memasuki akal pikiran
Abu Tholhah, lalu Ummu Sulaim memberi pernyataan yang semakin membuat Abi
Tholhah tertegun:
“Demi Allah, orang seperti kamu tidak pantas untuk ditolak, hanya saja kamu adalah orang kafir sedangkan saya adalah seorang muslimah sehingga tidak halal untuk menikah denganmu. Jika kamu mau masuk Islam, maka itulah mahar yang saya inginkan dari kamu dan saya tidak meminta yang lain dari itu.”
“Demi Allah, orang seperti kamu tidak pantas untuk ditolak, hanya saja kamu adalah orang kafir sedangkan saya adalah seorang muslimah sehingga tidak halal untuk menikah denganmu. Jika kamu mau masuk Islam, maka itulah mahar yang saya inginkan dari kamu dan saya tidak meminta yang lain dari itu.”
Ucapan Ummu Sulaim ini sangat dalam
menyentuh hati Abi Tholhah. Ummu Sulaim berbeda dari kebanyakan wanita yang dia
kenal.. Jika wanita lain senang dimanjakan dengan harta dan tahta, Ummu Sulaim
hanya meminta keislamannya. Disinilah ALLAH memberikah hidayah pada Abi
Tholhah,
Abu Tholhah berkata: “Aku berada di
atas apa yang kamu yakini, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
.
Abi Tholhah pun masuk islam dan
mempersaksikan keislamannya pada Nabi. Setelah itu, Ummu Sulaim memenuhi
janjinya. Dia meminta Anas untuk menikahkannya dengan Abu Tholhah. Dan dalam
pernikahannya, Ummu Sulaim lah yang membimbing dan mengajarkan Abu Tholhah
tentang islam. Muallaf itu pun menjadi salah satu sahabat Nabi yang terdepan
membela Nabi, yang paling dermawan terhadap islam, yang paling tertib
ibadahnya, yang totalitas nya paling super dalam berjihad. Subhanalloh banged
kan??
.
Ini pelajaran ke-empat, *AMAR MA’RUF
YANG DINIATI KARENA ALLAH*. Sulit dijelaskan dengan kata2 bagaimana aku menarik
hikmah dari kisah ini.. InsyaaAllah para pembaca jauh lebih cerdas dariku untuk
menyimpulkan hikmahnya..
Dan yang sangat aku kagumi dari
trik amar ma’ruf Ummu Sulaim adalah: “Beliau selalu bisa amar maruf pada Abu
Tholhah dengan cara yang menyejukkan, wanita cerdas yang bisa membuat suaminya
luluh tapi tetap selalu merasa dita’zhimi.”
.
Ummu Sulaim juga dikenal sebagai
wanita yang sangat *TENANG DAN PENYABAR*.
Pernah suatu hari Abi Tholhah
melihat Nabi terlihat kesakitan memegangi perutnya karena lapar. Lalu Abi
Tholhah menyuruh Ummu Sulaim memasak kemudian mengundang Nabi untuk makan di
rumahnya. Jatah undangan waktu itu hanya untuk Nabi dan 3 orang sahabat saja. Tapi
karena Nabi melihat orang2 iman disitu semuanya pada kelaparan, Nabi malah
mengajak semua orang iman saat itu.
Abi Tholhah kaget dan panik
ngelihat yang datang malah orang sekelurahan.. Dia ke dapur ngadu ke Ummu
Sulaim dengan paniknya: “Haduuuuh cemmana ini dek? Cemmana?? Yang diundang 4
orang tapi yang datang sekelurahan dek..”
Ummu Sulaim senyum2 aja lihat
suaminya panik, “Yang ngajak orang sekelurahan itu Nabi kan Bang?? Jadi kalem
aja bang. Selow Selow bang..!”
Ummu Sulaim tetap memasak bahan
makanan yang cuma cukup buat empat orang itu dengan santai.. Lalu Nabi masuk ke
dapurnya Ummu Sulaim dan mendoakan adonan roti yang dibuat Ummu Sulaim.
Well, finally, Masakan Ummu Sulaim
saat itu mampu mengenyangkan orang2 iman sekampung saat itu yang jumlahnya
dalam riwayat hadistnya ada yang menerangkan samapai 80 orang, ada juga yang
menerangkan ratusan orang.. Wallohu a’lam..
Kalem banged ya Ummu Sulaim? Kalo
aku nanti gimana yaa? Mudah2an bisa kayak Ummu Sulaim.. ^_^
..
Ummu Sulaim juga pernah kehilangan
puteranya yang masih kecil saat Abi Tholhah dinas berjihad.. Saat itu,
puteranya yang bernama Abu Umair sakit keras dan akhirnya diwafatkan oleh
Allah. Ummu Sulaim berpesan pada Anas dan orang2 iman agar tidak menyampaikan
kabar kematian Abu Umair, biar dirinya sendiri aja yang menyampaikan..
Saat Abu Tholhah mau pulang, Ummu
Sulaim menyiapkan makanan yang enak2, berdandan yang cantik, memakai wangi2an,
dan beracting seolah gak terjadi apa2.. Saat suaminya sampai di malam hari dan
menanyakan keadaan anaknya, Ummu Sulaim dengan santai menjawab: “Dia sudah
tenang.” Lalu Ummu Sulaim mengajak
suaminya makan, terus ngajak suaminya mesra2an, dan akhirnya ngajak suaminya “gitu2an”,
hehe..
Setelah mandi junub, Abu Tholhah
kembali menanyakan keadaan putranya..
Ummu Sulaim menjawab: “Bang, gimana
pendapat abang kalo ada orang yang minjemin barang ke suatu keluarga, terus
orang yang minjemin barang meminta barangnya agar dpulangkan, bolehkah keluarga
itu menolaknya?”
Abi Tholhah menjawab: “Tentu saja
gak boleh.. harus dipulangkan lah..
Terus Ummu Sulaim nasehatin
suaminya: “Bang, anak kita adalah titipan Allah, abang tabah dan sabar yaah..
Anak kita udah diambil Allah..”
Abu tholhah sempat shock dengan
kabar itu, tapi Ummu Sulaim menuntunnya istirja’ dan memuji ALLAH.. Abu Tholhah
pun tenang dan segera menuju ke masjid untuk sholat shubuh berjamaah.. Abu
Tholhah menceritakan semua kejadian itu pada Nabi, dan Nabi berdoa: “semoga
Allah memberkahi malam kalian berdua..”
Hari itu juga Ummu Sulaim hamil
berkat “gitu2an” nya malam itu, dan akhirnya melahirkan seorang anak bernama
Abdulloh. Abu Tholhah dan Ummu Sulaim dikaruniai Sembilan orang anak laki-laki
yang semuanya hapal Al-quran..
So sweet..
.
Eh iyaa, kelakuan sabar yang lucu
nya Ummu Sulaim itu akhirnya ketularan looh ke suaminya.. Pernah ada tamu
datang pada Nabi dalam keadaan lapar, tapi di rumah Nabi dan istri2nya udah gak
ada makanan lagi.. Trus Nabi nanya, “siapa yang bisa menjamu tamu ini?” Abi
Tholhah langsung mengajukan diri. Ehh pas tamunya dibawa pulang, ternyata
makanan yang ada cuma cukup buat makan ahli rumahnya aja,, Trus kata Abi
Tholhah ke Ummu Sulaim: “Yaudah, anak2 dikasih minum aja sampai kenyang terus
ditidurin yaah dek.. Nanti kalo tamu udah datang, abang nanti pura2 ikut makan,
pas mereka udah pegang makanan, adek matiin lampu yaa.. Biar gak ketahuan kalo
kita gak makan..” Dan akhirnya arahan suaminya dipraktekkan oleh Ummu Sulaim.
Mereka menjamu tamunya padahal mereka sendiri tidak makan. Besok paginya pas
ketemu Nabi, ternyata Nabi udah dikasih tahu ALLAH duluan tentang kelakuan
mereka.. Nabi bersabda: “Sungguh Allah tertawa dengan kelakuan kalian berdua..”
Pantes kan kalo aku bilang kalo aku
ngaji senyum2 sendiri kalau bahas mereka? Allah aja takjub dengan kisah mereka..
Subhanalloh..
.
Ummu Sulaim juga dikenal *PEMBERANI
dan PEDE*.
Ummu Sulaim tercatat sebagai Tim
Medis dalam Perang Uhud dan Perang Hunain, sementara suaminya adalah pemimpin
pasukan panah rosululloh..
Pada saat perang Hunayn, senjata Ummu Sulaim adalah pisau belati. Bermaksud
menggoda Ummu Sulaim, Abu Tholhah, sang suami, melapor kepada Nabi, ‘Wahai
Rasulullah, Ummu Sulaim mau ikut perang juga, tapi senjatanya pisau belati
doang’.Ummu Sulaim menimpali gurauan suaminya, ‘Wahai Rasulullah, jika ada orang kafir mendekatiku, maka aku robek perutnya dengan pisau ini’.
Itulah Ummu Sulaim…
Idola saya.. ^_^
Semoga yang udah tahu kisahnya juga bisa ikut mengidolakannya..
Sumber: Hadist Buchori, Muslim, Nasa’i.
No comments:
Post a Comment
Aku memohon ampun pada Allah atas segala salah dan kejelekan dari isi tulisanku